Seorang mantan bintang bola voli, Woo-jin telah berjuang untuk mempertahankan sekolah bola voli anak-anaknya yang akan gulung tikar. Tak punya banyak pilihan, dia setuju untuk melatih tim bola voli wanita yang tidak diragukan lagi merupakan tim terburuk di liga dengan hanya pemain kelas dua dan pemilik klub yang eksentrik. Menurut kontrak Woo-jin, yang perlu dia lakukan hanyalah memenangkan ‘satu’ pertandingan saja.